MERDEKA DALAM
NISTA
Karya: Ahmad Zaenuri
Sang fajar
menyingsing dengan kata
Sang surya
bertengger diraga demokrasi
tapi waktu bah
pedang tajam
menunggu
jiwa-jiwa lemah
lemah akan
nasionalis
suara hati
kehilangan sarangnya
sorak derita mencabik bertubi-tubi
menjadi rotasi
kehidupan
hidupnya
merindu kepastian bermahkota harapan
Apa kabar janji
semu?
tak resah kau
hidup bercadar pencitraan
hanya karena
tujuan kau halalkan cara
Kau pikir itu
nasib yang dikodratkan
Keserakahan menjelma bah Tuhan
merayu jantung-jantung pencinta
mereka hanya tersungkur dibait do’a
pasrah
hanyalah waktu, dan waktu
Revolusi telah
menyinsing dan tenggelam
bersama letupan
peluru-peluru mencabik raga pahlawan
zaman sudah
berubah
namun masih ada
nurani-nurani terjajah
sambil tunduk pada
ketidakadilan
Mereka rindu
kemerdekaan bertasbih demokrasi
Mereka rindu keadilan bernama;
kesejahteraan, kemanusiaan
Mereka bosan dengan pencitraan yang
bertopeng keserakahan
karena hidup mendamba kebahagiaan
Cilacap 2013
RESONANSI INDONESIA
Karya:
Ahmadun Yosi Herfanda
bahagia saat kau kirim rindu
termanis dari lembut hatimu
jarak yang memisahkan kita
laut yang mengasuh hidup nakhoda
pulau-pulau yang menumbuhkan kita
permata zamrud di katulistiwa
kau dan aku
berjuta tubuh satu jiwa
kau semaikan benih-benih kasih
tertanam dari manis cintamu
tumbuh subur di ladang tropika
pohon pun berbuah apel dan semangka
kita petik bersama bagi rasa bersaudara
kau dan aku
berjuta
kata satu jiwa
kau
dan aku
siapakah
kau dan aku?
jawa, cina, batak,
arab, dayak
sunda, madura, ambon,
atau papua?
ah, tanya itu tak
penting lagi bagi kita
: kau dan aku
berjuta wajah
satu jiwa
ya, apalah artinya jarak pemisah kita
apalah artinya rahim ibu yang berbeda?
jiwaku dan jiwamu, jiwa kita
tulus menyatu dalam genggaman
burung garuda
Jakarta, 1984/1999
Tidak ada komentar:
Posting Komentar