Jumat, 20 Maret 2015

PUISI



MERDEKA DALAM NISTA
Karya: Ahmad Zaenuri


Sang fajar menyingsing dengan kata
Sang surya bertengger diraga demokrasi
tapi waktu bah pedang tajam
menunggu jiwa-jiwa lemah
lemah akan nasionalis

               suara hati kehilangan sarangnya
          sorak derita mencabik bertubi-tubi
menjadi rotasi kehidupan
hidupnya merindu kepastian bermahkota harapan

Apa kabar janji semu?
tak resah kau hidup bercadar pencitraan
hanya karena tujuan kau halalkan cara
Kau pikir itu nasib yang dikodratkan

          Keserakahan menjelma bah Tuhan
          merayu jantung-jantung pencinta
          mereka hanya tersungkur dibait do’a pasrah
          hanyalah waktu, dan waktu

Revolusi telah menyinsing dan tenggelam
bersama letupan peluru-peluru mencabik raga pahlawan
zaman sudah berubah
namun masih ada nurani-nurani terjajah
sambil tunduk pada ketidakadilan
               Mereka rindu kemerdekaan bertasbih demokrasi
          Mereka rindu keadilan bernama; kesejahteraan, kemanusiaan
          Mereka bosan dengan pencitraan yang bertopeng keserakahan
          karena hidup mendamba kebahagiaan
Cilacap 2013




RESONANSI INDONESIA
Karya: Ahmadun Yosi Herfanda




bahagia saat kau kirim rindu
termanis dari lembut hatimu
jarak yang memisahkan kita
laut yang mengasuh hidup nakhoda
pulau-pulau yang menumbuhkan kita
permata zamrud di katulistiwa
kau dan aku
berjuta tubuh satu jiwa

kau semaikan benih-benih kasih
tertanam dari manis cintamu
tumbuh subur di ladang tropika
pohon pun berbuah apel dan semangka
kita petik bersama bagi rasa bersaudara
kau dan aku
     berjuta kata satu jiwa

      kau dan aku
      siapakah kau dan aku?
   jawa, cina, batak, arab, dayak
   sunda, madura, ambon, atau papua?
   ah, tanya itu tak penting lagi bagi kita
   : kau dan aku
    berjuta wajah satu jiwa

ya, apalah artinya jarak pemisah kita
apalah artinya rahim ibu yang berbeda?
jiwaku dan jiwamu, jiwa kita
tulus menyatu dalam genggaman
burung garuda

Jakarta, 1984/1999

Tidak ada komentar:

Posting Komentar