Sabtu, 05 November 2016

Materi Seni Budaya Kelas XI



A.  APRESIASI SENI RUPA DUA DIMENSI
Pengertian Apresiasi Seni Rupa Ditinjau dari sisi bahasa, apresiasi berasal dari kata Appreatiatus, bahasa Latin yang berarti pemberian rasa hormat. Ditinjau dari sisi istilah, apresiasi diartikan sebagai suatu proses mendengar, melihat, menghayati, menilai, menjiwai, dan membandingkan, atau menghargai sesuatu. Pengertian Apresiasi Seni Rupa Dikaitkan dengan seni rupa, maka pengertian apresiasi seni rupa dapat didefinisikan sebagai suatu proses mendengar, melihat, menghayati, menilai, menjiwai, dan membandingkan, atau menghargai karya seni dikaitkan dengan segi keindahannya. Dalam buku Seni Rupa terbitan Erlangga, pengertian apresiasi seni rupa adalahkegiatan menilai sebuah karya seni rupa melalui proses pengenalan bobot-bobot seni yang terkandung di dalamnya. Apresiasi seni rupa merupakan pemberian keputusan dan rasa tertentu terhadap karya seni sebagai proses penghargaan pada seorang seniman.
            Apresiasi Karya Seni Rupa Apresiasi setiap individu terhadap sebuah karya seni bias berbeda-beda, bergantung denganlatar belakang individu yang menilainya. Adapun secara runur, para kritikus seni umumnya menilai sebuah karya dengan menggunakan 4 pendekatan, yaitu pendekatan ide atau gagasan, kreativitas, gaya perseorangan, dan representasi. Keempat pendekatan tersebut digunakan untuk menilai unsur-unsur seni rupa sehingga secara keseluruhan dapat digunakan sebagai landasan dalam menentukan seberapa besar nilai estetis yang dimilikinya.
 Dalam apresiasi karya seni rupa, beberapa tahapan yang dilalui antara lain tahap awal, tahap penghayatan, dan tahap penilaian. Dalam tahap penghayatan, nilai bentuk, isi,norma, dan aliran seni rupa yang dianalisa menggunakan pendekatan mimetik(kesesuaian dengan keyataan yang ada), ekspresif(penilaian ungkapan), struktural(kesatuan utuh), dan pendekatan semiotik (tanda-tanda).

B. UNSUR – UNSUR SENI RUPA DUA DIMENSI

Ada delapan unsur dalam karya seni rupa 2 dimensi, yaitu:
1. Titik
Semua wujud awalnya dihasilkan dari sebuah titik. Dengan kata lain, titik merupakan unsur terkecil dasar seni rupa. Titik juga sering jadi pusat perhatian, apabila berkumpul atau berbeda warna. Titik yang membesar disebut bintik.

2. Garis
Garis merupakan sebuah goresan atau pembatas dari suatu benda, bidang, ruang, warna, texture, dan lain-lain. Garis mempunyai dimensi yaitu memanjang dan mempunyai arah tertentu. Beberapa sifat dari garisyaitu panjang, pendek, tipis, horizontal, vertikal, melengkung, berombak, vertikal, tebal, vertikal, miring, lurus, patah-patah, dan masih banyak lagi. Garis dapat memberikan kesan seperti ide, gerak, simbol, kode-kode tertentu, dan sebagainya. Garis biasa dimanfaatkan dalam desain untuk menampilkan kesan tertentu, seperti untuk menciptakan kesan kuat kekar.

3. Bidang
Dalam seni rupa 2 dimensi, bidang merupakan unsur seni rupa yang terbentuk dari beberapa garis yang terhubung satu sama lain. Bidang mempunyai dimensi panjang dan lebar. Sehingga kumpulan dari bidang yang saling berhubungan dapat membentuk bangun atau bentuk yang memiliki isi atau volume. Berdasarkan bentuknya, bidang terdiri dari beberapa macam, yakni; bidang geometris, bidang biomorfis atau organis, bidang bersudut, dan bidang tak beraturan. Selain karena kedua ujung garis yang bertemu, bidang juga dapat terjadi karena sapuan warna. Bidang dibatasi kontur, menyatakan permukaan, dan memiliki ukuran. Bidang dasar dalam seni rupa, yaitu bidang segitiga, segiempat, lingkaran, oval, trapesium, dan segi banyak lainnya.

6.Bentuk
Menurut bahasa,bentuk bisa berarti bentuk plastis (form) atau bangun (shape). Bentuk plastis merupakan bentuk benda yang dapat terlihat dan terasa karena adanya unsur nilai (value) dari benda tersebut, misal bufet. Bufet yang ditempatkan dalam sebuah ruangan tidak hanya sekedar kotak persegi empat, tetapi mempunyai nilai dan peran yang lainnya. Sedangkan bangun (shape) yaitu bentuk benda yang hanya polos, sama seperti yang terlihat mata, sekedar untuk menunjukkan sifatnya yang persegi, bulat, ornamental, tak teratur dan sebagainya.

5. Tekstur
Tekstur yaitu sebuah sifat permukaan benda. Sifat permukaan sebuah benda dapat berkesan kasar, halus, kusam, licin, mengkilap, berpori dan sebagainya. Kesan- kesan tersebut dapat kita rasakan dengan penglihatan dan sentuhan atau rabaan. Tekstur terbagi menjadi dua jenis, yaitu tekstur nyata dan tekstur semu. Tekstur nyata yaitu sifat permukaan yang memiliki kesan sebenarnya dirasakan dengan penglihatan mata ataupun rabaan. Sedangkan tekstur semu (maya) yaitu sifat permukaan benda jika dirasakan dengan penglihatan dan rabaan dapat memiliki kesan yang berbeda.

7. Warna
Ada dua pendekatan untuk mempelajari teori warna, salah satunya dengan teori warna berdasarkan pigmen warna atau Goethe, yakni butiran halus warna. Beberapa istilah dalam teori warna pigmen diantaranya;

a)      Warna Primer, yakni warna dasar (warna pokok) yang tidak bisa didapatkan dari campuran warna lain. Warna primer ada 3, yaitu merah, kuning, dan biru.
b)      Warna Sekunder, yaitu warna yang dihasilakn dari campuran dua warna primer, misal warna ungu, oranye (jingga), dan hijau.
c)      Warna Tersier, yakni warna hasil percampuran kedua warna sekunder.
d)     Warna analogus, yaitu rentetan warna yang berdampingan letaknya dalam sebuah lingkaran warna, contohnya rentetan dari warna ungu menuju warna merah.
e)      Warna komplementer, yakni warna kontras yang letaknya berseberangan dalam lingkaran warna, misalnya, kuning dengan ungu, merah dengan hijau, dan lain- lain.
8. Gelap Terang
Gelap terang di dalam karya seni rupa 2 dimensi memiliki beberapa fungsi, antara lain: menunjukkan kesan ruang atau kedalaman, menggambarkan kesan tiga dimensi pada sebuah benda, dan memberi perbedaan kontras. Dalam karya seni rupa 2 dimensi, gelap terang dapat terjadi karena intensitas warna, atau karena percampuran warna hitam dan putih.

9. Ruang (Kedalaman)
Dalam karya 3 dimensi, ruang dapat dirasakan secara langsung oleh pengamat, contohnya ruangan dalam rumah. Namun dalam karya 2 dimensi, ruang sangat tergantung pada luas bidang gambar. Unsur ruang pada karya 2 dimensi sifatnya semu atau maya. Karena unsur ruang tersebut diciptakan melalui kesan penggambaran yang datar, pipih, menjorok, jauh dekat cembung, dan sebagainya.

2. ALAT, BAHAN, TEKNIK BERKARYA SENI RUPA DUA DIMENSI

1.    Alat Dan Bahan

Peralatan dan bahan yang digunakan dalam pembuatan karya seni sering disebut dengan media. Dengan menggunakan sarana atau media yang tepat, kalian dapat menuangkan ide atau gagasan sesuai dengan ekspresi dari dalam diri untuk membuat sebuah karya seni yang baik. Untuk itu, sebelum belajar membuat karya yang baik harus memahami terlebih dulu mengenai bermacam media, sifat dan cara menggunakan serta teknik pembuatan karya. media yang digunakan untuk pembuatan karya seni dua dimensi. Beberapa diantaranya adalah :

a. Pensil
Jenis pensil dibedakan berdasarkan tingkat kekerasan atau kehitaman karbonnya. Untuk pensil berkode B menandakan jenis pensil lunak dan hitam. Terdiri dari kode B, 2B, 3B sampai 6B, sangat tepat digunakan untuk media menggambar. Untuk pensil berkode H menandakan jenis pensil keras. Terdiri dari kode H, 2H, 3H sampai 6H, sering digunakan untuk menggambar proyeksi.

b. Pensil Arang (Contee)
Terbuat dari sejenis arang halus dan biasa digunakan untuk menggambar potret. Sifatnya hitam pekat dan agak sulit dihapus.

c. Pastel dan Crayon
Dua jenis media ini secara fisik bentuknya hampir sama, sehingga kalian seringkali kali keliru ketika membelinya tetapi sifat dan bahannya tidak sama.  Pastel (Oil Pastel) terbuat dari bahan kapur halus yang dicampur tepung warna  dan berbasis minyak. Jejak warnanya yang dihasilkan pastel sangat tajam dan kuat serta mempunyai daya lekat yang baik pada kertas. Sedangkan Crayon terbuat dari bahan kaolin (lilin) dengan tepung warna sehingga terlihat lebih mengkilap dan keras.

d. Pena
Alat gambar yang digunakan untuk media tinta. Terbuat dari logam dengan ujung yang bermacam-macam bentuk dan ukurannya.
e. Tinta Bak
Dikenal juga dengan sebutan tinta Cina. Warnanya hitam pekat dan tidak luntur jika kena air. Kemasan tinta bak ini ada yang berbentuk cairan dalam botol dan berbentuk balok-balok kecil (dicairkan dulu sebelum digunakan).

f. Cat
Bahan pewarna ini dibedakan berdasarkan basis pengencernya, yaitu : Cat air (barbasis air).Jenisnya ada 2 yaitu water colour yang bersifat transparan dan poster colour yang bersifat plakat. Cat Minyak (barbasis minyak) Jenis cat ini biasa digunakan untuk melukis diatas kain atau kanvas.  Sifatnya tidak mudah kering dan warnanya tahan lama.

g. Kuas
Alat yang digunakan untuk mengoleskan cat keatas kertas atau kanvas. Ukuran bulunya ditandai dengan nomor kode yang tertulis pada gagang kuas.  Untuk jenis kuas cat air, bulunya halus dan bentuknya meruncing ketika dicelupkan ke dalam air. Jenis kuas cat minyak, bulunya lebih kasar.

2.    Teknik Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi
secara umum semua teknik yang digunakan dalam karya seni rupa dua dimensi adalah sebagai berikut ini :
a.       Untuk menggambar atau melukis digunakan teknik garis (linier), aquarel, pointilis, plakat, arsir atau dussel.
b.      Untuk grafis digunakan teknik cetak saring (sablon).
c.       Untuk seni batik menggunakan teknik tutup-celup

B.SENI RUPA MURNI

Apakah seni rupa murni dan terapan itu? Seni rupa murni adalah seni rupa yang hanya memfokuskan karyanya pada nilai-nilai estetika semata, misalnya lukisan, patung, atau benda benda pajangan. Sedangkan seni rupa terapan adalah seni rupa yang selain memfokuskan karyanya pada nilai estetika juga memperhatikan nilai-nilai praktis dalam penggunaan karya seni tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Pada artikel kali ini, kita akan membahas seputar perbedaan seni rupa murni dan terapan tersebut disertai beberapa contoh dan gambar benda benda karya kedua seni rupa ini baik dalam wujud 2 dimensi maupun 3 dimensi. Silakan disimak! Seni Rupa Murni Dan Terapan Seni Rupa Murni dan Terapan Perbedaan mendasar yang ada antara karya seni rupa murni dan terapan terletak pada bagaimana karya tersebut digunakan.

1.    Pengertian Seni Rupa Murni

            Karya seni rupa murni adalah karya yang benar-benar murni berfungsi sebagai pengindah dan peningkat rasa kesukaan. Penggunaannya hanya terbatas pada pajangan sebagai pemikat ketertarikan manusia. Beberapa contoh seni terapan murni antara lain lukisan, patung, relief, dan kaligrafi.
a.       Lukisan
 Lukisan dari beragam aliran seni rupa memiliki fungsi yang sama saja. Mereka dibuat hanya sekedar sebagai pajangan untuk memperindah isi suatu ruangan. Terlepas dari itu, karya seni rupa yang satu ini tidak dapat difungsikan untuk hal-hal lain yang lebih bermanfaat. Ini adalah salah satu contoh dari seni rupa modern yang paling sering kita temukan.

b.      Patung
Sama halnya seperti lukisan, patung pun hanya dapat dimanfaatkan nilai estetikanya saja. Kadang kali memang ia berguna sebagai ciri khas suatu daerah atau tempat. Namun, kegunaan itu tidak membuat ia tergolong sebagai contoh seni rupa terapan karena nilai estetisnya lebih besar dibandingkan dengan nilai praktisnya.

c.       Relief
Pada candi-candi atau bangunan-bangunan lama, kita sering menjumpai adanya pahatan-pahatan dengan pola tertentu. Pahatan-pahatan inilah yang dinamakan dengan relief. Relief merupakan contoh seni rupa murni 2 dimensi. Kegunaannya tak lain hanya sekedar penghias belaka.

d.      Kaligrafi
Kaligrafi merupakan seni peninggalan sejarah Islam di Indonesia. Kita bias menemui karya seni ini di tempat ibadah, kitab suci, atau lukisan-lukisan bernuansa Islam. Sama seperti contoh seni rupa murni lainnya, kaligrafi juga hanya dapat dimanfaatkan nilai estetikanya saja.

2.    Seni Rupa Terapan

 Lain halnya dengan seni rupa murni, seni rupa terapan selain berfokus pada nilai-nilai keindahan (estetika) juga benar-benar memperhatikan nilai praktis atau kegunaan dari suatu karya dalam menunjuang kebutuhan hidup manusia. Seni ini mengalir dan menyatu dalam benda-benda yang dibutuhkan manusia dalam kehidupannya sehari-hari.
Adapun beberapa contoh seni rupa terapan antara lain rumah, dekorasi, busana, dan seni kriya.  Seni Rupa Murni Dan Terapan
a.       Rumah atau Bangunan
Seni arsitektur telah berhasil memadukan kebutuhan manusia akan hunian yang aman dan awet dengan nilai-nilai seni dan keindahan. Kita bisa melihat bagaimana sebuah rumah didesain dengan sangat kokoh sekaligus nyaman untuk ditinggali. Inimerupakan salah satu contoh seni rupa terapan yang paling mudah kita jumpai.

b.      Dekorasi
Dalam sebuah acara, dekorasi ruangan memegang peranan penting dalam keberlangsungan sebuah perhelatan. Dekorasi dirancang dengan berpagut pada nilai-nilai estetis sekaligus menunjang bagaimana jalannya acara agar dapat berlangsung dengan baik.
c.       Busana
 Kain batik dan tenun merupakan bukti karya seni terapan yang dapat kita jumpai sehari-hari. Pakaian yang kita kenakan selain dibuat senyaman mungkin juga dibuat seindah mungkin agar penampilan kita yang mengenakannya terkesan lebih menarik.

d.      Seni Kriya
Contoh seni rupa terapan selanjutnya dapat ditemukan pada seni kriya atau kerajinan tangan. Anyaman bambu, peralatan masak dari logam, gerabah, dan batu, atau sepatu dan tas yang dibuat dari bahan kulit merupakan bukti bahwa seni telah menyatu dengan kehidupan kita sehari-hari.
C. Aliran Seni Rupa dan Tokohnya
1. Aliran Naturalisme
Aliran Naturalisme

Aliran naturalisme adalah aliran yang melukiskan sesuatu yang nyata dan alami seperti tampak pada aslinya. Ciri-ciri lukisan naturalisme antara lain:
  1. Lukisan meniru alam dengan sedikit perubahan
  2. Mengutamakan bentuk dan kesamaan objek
  3. Warna, proporsi, dan bentuk sesuai dengan aslinya.
Sekumpulan pelukis aliran naturalis di Indonesia diawali adanya kelompok Moi Indie, antara lain Locatelli, Rudolf Bonnet, Abdullah Soerjo Soebroto, Basoeki Abdullah, Wakidi, Le Mayeur,  dan R.M. Pirngadie. Di Indonesia yang menganut corak ini adalah Raden Saleh, Abdullah Sudrio Subroto, Basuki Abdullah, Gambir Anom, dan Trubus.
2. Aliran Realisme
Aliran Realisme

Aliran realisme ialah aliran yang berkonsep mengemukakan kenyataan atau sesuatu yang konkret dan bersifat objektif. Di mana segalanya digambarkan seperti apa yang tampak, tidak kurang dan tidak lebih. Aliran ini muncul sebagai suatu protes terhadap adanya aliran yang melebihi kenyataan. Aliran ini sering menampilkan figur-figur dari rakyat biasa. Tidak jauh berbeda dengan aliran naturalisme, yaitu sama-sama menggambarkan objeknya sesuai keadaan yang apa adanya tanpa dibuat-buat, namun perbedaan dengan aliran realis adalah seniman realisme mengambil objek dari kehidupan sehari-hari mereka yang benar-benar real (asli) dan tanpa ilusi. Maknanya bisa pula mengacu kepada usaha dalam seni rupa untuk memperlihatkan sebuah kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk sekalipun. Perupa realis selalu berusaha menampilkan kehidupan sehari-hari dari karakter, suasana, dilema, dan objek tertentu.
 Tokoh-tokoh realisme ialah: Gustove Corbert, Fransisco de Goya, dan Honore Daumier.
3. Aliran Romantisme
Aliran Romantisme

Aliran Romantisme, yaitu ciri lukisan yang menggambarkan adegan dramatis serta kaya akan perpaduan warna dan kontras. Ciri-ciri lukisan dengna aliran romantisme adalah:
  1. Lebih banyak menampilkan tema-tema kehidupan dunia misteri, cerita romantis, penuh khayal, dan perasaan, petualangan, atau tentang kejadian-kejadian pada masa kuno atau tentang negeri-negeri Timur yang fantastis.
  2. Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia.
  3. Lukisan dengan aliran romantisme berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya.
  4. Melukiskan objek yang menyangkut perilaku kehidupan.
  5. Aliran romantisme ditandai oleh kontras cahaya yang tegas, kaya dengan warna, dan komposisi yang sangat hidup.
  6. Aliran romantisme senantiasa memilah dan memilih kejadian-kejadian dahsyat sebagai tema aliran ini lebih menekankan pada bagian emosional dan tingkah laku dan sifat  mmanusia daripada sifat yang rasional, lebih mengutamakan kepercayaan dan intuisi, bukan kecerdasan.
  7. Tentang perjuangan, tragedi, cinta kasih. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisannya.

Tokoh aliran ini di Indonesia dipelopori oleh Raden Saleh.

4. Aliran Impresionisme
Aliran Impresionisme

Adalah suatu aliran seni lukis modern yang pertama kali. Impresionisme merombak teknik melukis tradisional kuas tidak lagi disapukan tetapi dicocok-cocokkan, sehingga membentuk bintik-bintik warna. Untuk mencapai efek lukisan digunakan serangkaian warna-warna primer yang dijajarkan sehingga memperoleh kesan warna campuran.

Ciri-ciri lukisan impresionisme antara lain:
  1. Mengutamakan kesan yang dihasilkan dari sudut pandang seniman 
  2. Warna yang dilukiskan sebagai kilasan sinar yang cemerlang
  3. Objeknya berasal dari alam sekitar dan dalam kehidupan sehari-hari.
Di Indonesia penganut aliran ini yaitu Kusnadi, Solichin, dan Afandi.
5. Aliran Ekspresionisme
Aliran Ekspresionisme

Aliran ekspresionisme, yaitu ciri lukisan yang penggambaran bentuknya cenderung ke arah yang  menyimpang dari wujud aslinya. Ekspresionisme adalah aliran yang mengutamakan curahan batin seseorang secara bebas. Bebas dalam menggali obyek yang timbul dari dunia batin, Imajinasi, dan perasaan.
Obyek-obyek di lukisan antara lain kengerian, kekerasan, kemiskinan, kesedihan dan keinginan lain dibalik tingkah laku manusia. Lukisan ini merupakan hasil ungkapan sebuah perasaan pelukisnya yang dibuat secara spontan. Ekspresionisme berpangkal pada perasaan subyektif. Kekuatan emosional pelukis dinyatakan dengan distorsi garis, bentuk, dan warna.

Aliran ekspresionisme banyak muncul di Jerman pada abad XX. Bapak ekspresionisme adalah Van Gogh. Tokohnya paling terkenal di Indonesia ialah Affandi, serta pelukis ekspresionisme yang lain seperti Rusli, dan Srihadi Sudarsono juga termasuk Zaini dan Popo Iskandar.
6. Aliran Abstrak
Aliran Abstrak

Aliran abstrak, yaitu ciri lukisan hasil ungkapan batin pelukisnya dengan bentuk penggambaran objek yang tidak dikenali lagi (hanya pelukisnya yang tahu). Abstrak sendiri adalah salah satu jenis kesenian kontemporer yang tidak menggambarkan obyek dalam dunia asli, para senimannya hanya menggunakan warna dan bentuk dalam cara non-representasional. Unsur yang dianggap mampu memberikan sensasi keberadaan objek diperkuat untuk menggantikan unsure bentuk yang dikurangi porsinya. Hasilnya berupa komposisi garis, bidang, warna, dan unsur-unsur lainnya.

Tokoh aliran Abstrak di Indonesia adalah: Nashar, Fajar Sidik, Ahmad Sadali, Amri Yahya, Handrio, Hans Hartung, Zaini, dan A. D. Pirous.
7. Aliran Klasikisme
Aliran Klasikisme

Aliran klasikisme yaitu ciri lukisan yang penggambaran bentuknya dibuat sedemikian rupa (dengan penggayaan) sehingga terkesan indah dan elok. Tokoh aliran ini adalah Kartono Yudhokusumo dan Amri Yahya.
9. Aliran Pop Art
Aliran Pop Art

Aliran pop Art mula-mula berkembang di Amerika pada tahun 1956, nama aslinya adalah Popular Images. Seni ini muncul karena kejenuhan dengan seni tanpa obyek dan mengingatkan kita akan keadaan sekeliling yang telah lama kita lupakan. Dalam mengambil obyek tidak memilih-milih, apa yang mereka jumpai dijadikan obyek. Bahkan bisa saja mereka mengambil sepasang sandal disandarkan diatas rongsokan meja kemudian diatur sedemikian rupa dan akhirnya dipamerkan.

Kesan umum dari karya-karya Pop art menampilkan suasana sindiran, karikatur, humor dan apa adanya. Di Indonesia yang menganut aliran ini adalah seniman-seniman yang memproklamirkan diri: Kaum Seni Rupa Baru Indonesia.
10. Aliran Optical Art
Aliran Optical Art

Aliran seni rupa Optical Art disebut juga Retinal Art yaitu corak seni lukis yang penggambarannya merupakan susunan geometris dengan pengulangan yang teratur rapi, bisa seperti papan catur. Karya ini menarik perhatian karena warnanya yang cemerlang dan seakan mengecohkan mata dengan ilusi ruang.

Tokoh corak ini salah satunya adalah AT Sitompul.
11. Aliran Trick Art
Aliran Trick Art

Aliran Trick Art merupakan seni lukis dua dimensi dengan menggunakan ilusi visual sehingga terlihat seperti nyata (tiga dimensi). Lukisan sejenis ini pertama dibuat pada 1984 oleh senima Jepang. Kazumane kenju dengan lukisan mural dinding. Lukisan itu akhirnya dapat dinikmati masyarakat luas dan pada 1991 di Museum Trick Art yang berdiri untuk pertama kalinya di dunia.

Pameran Trick Art sendiri di Indonesia pernah diselenggarakan di Grand Indonesia, West Mall lantai 5, yang berlangsung dari 2 Desember 2012 hingga 3 Februari 2013 baru-baru ini.
12. Aliran Surealisme
Aliran Surealisme

Aliran surealisme ialah aliran seni lukis yang menggambarkan sesuatu dari alam mimpi atau alam khayal (imajinasi). Di mana angan-angan dan alam khayal sangat mempengaruhi bentuk lukisan aliran ini. Pelopor Surealisme adalah Joan Miro, Salvador Dali dan Andre Masson. Di Indonesia adalah Sudibio, Sudiardjo, dan Amang Rahman.

Aliran ini cenderung melukiskan hal-hal yang khayal, intuitif atau seperti alam mimpi, sehingga bentuk yang diciptakan tampak aneh. Ciri-ciri lukisan surealisme antara lain;
  1. Tampak banyak unsur fantasi seperti alam mimpi
  2. Banyak mengungkapkan hal-hal yang aneh dan di luar sadar
  3. Ada kaitannya dengan hal-hal kejiwaan.

13. Aliran Kubisme
Aliran Kubisme

Aliran kubisme adalah aliran yang melukiskan sebuah objek lukis ke dalam bentuk geometri (bentuk-bentuk bidang). Pelopor Kubisme adalah Gezanne, Pablo Picasso, Metzinger, Braque, Albert, Glazes, Fernand Leger, Robert Dealunay, Francis Picabia, dan Juan Gris.

Aliran ini menangkap bentuk-bentuk objek alam seolah terdiri dari bidang-bidang geometris atau kubus-kubus yang tersusun baik yang berwujud besar atau kecil. Ciri-ciri lukisan kubisme antara lain;
  1. Memiliki motif persegi-persegi/kubis yang geometris
  2. Penggambaran alam dengan disederhanakan sehingga berkesan seperti bidang atau kubus-kubus
  3. Penciptaan bentuk kubis dihasilkan dari garis-garis atau warna yang bersilangan.
    Tokoh pelukis beraliran kubisme antara lain: Pablo Picasso, Paul Cezane (1881-1972).
14. Aliran Klasik
Aliran Klasik

Sebutan kata klasik mengandung pengertian sifat dari suatu hal, keadaan atau kejadian pada masa lalu yang mengalami puncak kejayaan, keunggulan, kehebatan, atau kemasyhuran namun hingga sekarang sifat-sifat itu masih dirasakan atau diakui. Sifat yang demikian itu disebabkan hal, keadaan, atau kejadian yang memiliki nilai atau mutu yang tinggi dan diakui, menjadi tolak ukur kesempurnaan yang abadi.

Aliran ini berkembang pada awal abad ke-19, dan biasanya mengacu pada kebudayaan Yunani dan Romawi. Ciri-ciri seni lukis klasik antara lain:
  1. dibuat berlebihan
  2. indah dan molek, dan
  3. statis dan bersih
15. Aliran Dekoratif
Aliran Dekoratif
Aliran dekoratif adalah seni lukis dengan objek dari berbagai bentuk alam (manusia, bintang, tumbuh-tumbuhan, dan lain-lain) yang digubah secara berlebihan. Aliran ini berciri keindahan bentuk hiasan dalam lukisan. Aliran ini banyak berkembang di Bali.
16. Kaligrafi
Kaligrafi

Kaligrafi ialah objek gambar dengan bentuk susunannya dari huruf atau kata yang digabung
gabungkan sehingga membentuk sebuah gambar atau pola tertentu. Di Indonesia kaligrafi pertama kali ditemukan di Gresik, Jawa Timur, yaitu pada makam Fatimah binti Maimun yang wafat pada 495 H/1028 M dan berkembang pesat tahun 1980-an.

Pameran kaligrafi besar, seperti MTQ, Pameran Wajah Islami, dan Pameran Istiqlal, merupakan penanda kejayaan seni kaligrafi Islam ketika itu. Para seniman memakai gaya mereka masing-masing seperti simbolis dan abstrak. Menurut sejarah,kaligrafi Indonesia tidak lepas dari proses akulturasi dengan sejumlah budaya, seperti budaya loka, Persia, dan China. Karena itu, kaligrafi Indonesia tidak bisa dikatakan sama dengan kaligrafi dari daerah lain, karena sudah mempunyai identitas sendiri.

Salah satu tokoh kaligrafi di Indonesia adalah Sirojuddin AR.